Hs Code Untuk Tekstil
Bagaimana Cara Mendapatkan HS Code?
Ada beberapa cara untuk mendapatkan HS Code suatu barang di Indonesia:
Cara 1 Melalui Portal INSW
Masuk ke portal INSW (Indonesia National Single Window)
Klik menu INDONESIA NTR di Toolbar lalu pilih HS CODE INFORMATION.
Pilih BTBMI – Description in Indonesian pada parameter.
Masukkan kata kunci dalam Bahasa Indonesia.
Akan muncul berbagai HS Code terkait dengan kata kunci tersebut.
Cari HS Code yang sesuai (delapan digit) dan scroll ke bawah untuk mengetahui besarnya Bea Masuk, PPN, PPH, dan Larangan atau Pembatasan (Lartas).
Cara 2 Melalui Portal intrade.kemendag.go.id
Masuk ke portal intrade.kemendag.go.id.
Pilih menu Layanan, klik Daftar HS.
Masukkan HS Code jika sudah diketahui, atau pilih menu Uraian Barang (Indonesia).
Ketikkan kata kunci yang dicari, misalnya “apel”.
Klik menu Lihat untuk melihat informasi mengenai HS Code yang mencakup kata kunci “apel”. Nomor HS terletak di sebelah kiri.
HS Code menggunakan kode numerik untuk mengklasifikasikan barang. Kode ini terdiri dari Bab (2-digit), Pos (4-digit), dan Sub-pos (6-digit), dengan penjelasan sebagai berikut
Baca juga Mengenal Lebih Dalam Dokumen Ekspor Impor dalam Konteks Pengiriman Logistik Internasional
Dua digit angka pertama menunjukkan bab di mana suatu barang diklasifikasikan, contohnya Bab 1 untuk produk pertanian.
Dua digit angka berikutnya menunjukkan heading atau pos pada bab tersebut, contohnya Pos 01.01 untuk buah-buahan.
Sub-pos (Sub-heading)
Dua digit angka berikutnya atau empat digit pertama menunjukkan sub-heading atau sub-pos pada setiap pos dan bab yang dimaksud.
Delapan digit angka pertama menunjukkan pos tarif nasional yang menentukan besarnya beban (Bea Masuk, PPN, PPnBM, atau Cukai) serta peraturan tata niaganya.
Dengan memahami HS Code, importir dan eksportir dapat menghindari kesalahan dalam proses bea masuk dan memastikan bahwa barang mereka mematuhi regulasi yang berlaku. Dengan menggunakan portal INSW dan intrade.kemendag.go.id, mendapatkan informasi mengenai HS Code menjadi lebih mudah dan cepat, membantu para pelaku bisnis internasional untuk mengoptimalkan proses perdagangan mereka. Jadi, pastikan untuk memahami dan mengaplikasikan HS Code dengan benar agar perdagangan internasional Anda berjalan lancar dan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Cara Cek HS Code untuk Ekspor Impor Barang dengan Mudah
Anda yang bergelut di bidang ekspor-impor akan sering menjumpai HS Code, namun sebenarnya apa itu HS Code? Bagaimana cara cek HS Code dan berapa lama masa berlaku HS Code? Artikel ini akan membahasnya untuk Anda.
HS Code adalah kepanjangan dari Harmonized System Code yang merupakan penomoran standar internasional untuk pengklasifikasian produk perdagangan.
HS Code dikembangkan oleh World Customs Organization (WCO) dan telah digunakan oleh lebih dari 200 negara untuk tujuan tarif, statistik, dan regulasi perdagangan. HS Code dapat digunakan sebagai penetapan tarif bea masuk maupun menjadi acuan sebuah ketentuan khusus untuk jenis barang tertentu.
Karena berlaku secara internasional, penomoran pada HS Code dibuat seragam untuk setiap produk agar produk tersebut dapat dengan mudah memiliki definisi yang sama di berbagai negara. Namun meskipun demikian setiap negara masih bisa mengembangkan nomor HS Code sesuai kebijakan internal sampai dengan 10 digit.
Bagi bisnis yang terlibat dalam ekspor dan impor, memahami dan mengetahui HS Code yang tepat sangat penting karena mempengaruhi bea masuk, pajak, dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
Kode HS secara internasional terdiri dari 6 digit, dan masih bisa dikembankan hingga 10 digit tergantung dari kebijakan setiap negara. Pada dasarnya HS Code merupakan bentuk penggolongan setiap produk pada kategori tertentu sehingga mudah didefinisikan.
Agar semakin mudah dipahami, berikut cara membaca HS Code:
Contohnya adalah 0804.50 yang berarti:
Sehingga jika Anda mengimpor buah jambu, mangga, atau manggis dalam kondisi segar maupun sudah dikeringkan, maka HS Code Anda adalah 0804.50.
Siapa yang membuat HS Code?
Harmonized System Code (HS Code) dikembangkan oleh World Customs Organization (WCO), yang dalam bahasa Prancis dikenal sebagai Organisation Mondiale des Douanes (OMD). WCO adalah sebuah organisasi internasional yang berpusat di Brussels, Belgia, dan beranggotakan lebih dari 180 negara di seluruh dunia.
Indonesia sendiri adalah salah satu negara yang tergabung dalam World Customs Organization (WCO). Indonesia menjadi anggota WCO pada tanggal 8 Juni 1952. Sejak saat itu, Indonesia aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan program yang diselenggarakan oleh WCO, serta berkontribusi dalam pengembangan dan implementasi kebijakan kepabeanan yang diatur oleh organisasi ini.
HS Code pertama kali diperkenalkan oleh WCO pada tahun 1988. Sejak saat itu, kode ini telah mengalami beberapa revisi dan perbaikan untuk mengakomodasi perkembangan perdagangan internasional dan mencerminkan perubahan dalam jenis barang yang diperdagangkan.
Pada penerapannya, setiap barang yang diperdagangkan di pasar internasional diberikan kode numerik yang unik dalam HS Code. Kode ini terdiri atas angka-angka dan dapat mencakup hingga enam digit, tergantung pada tingkat spesifikasi yang diperlukan.
Struktur dari HS Code terdiri atas bab, kelompok, subkelompok, dan pos tarif, yang semuanya berkontribusi untuk menggambarkan ciri dan sifat barang dengan rinci.
Kode ini berperan penting dalam berbagai aspek perdagangan, termasuk penghitungan tarif, analisis statistik perdagangan, pemantauan kegiatan impor dan ekspor, perencanaan kebijakan perdagangan, serta pelaksanaan undang-undang dan regulasi terkait perdagangan internasional.
Dengan HS Code, para pelaku perdagangan dan pemerintah dapat memiliki pemahaman yang seragam tentang jenis barang yang diperdagangkan, memfasilitasi kelancaran arus barang di seluruh perbatasan, mengurangi kebingungan, dan membantu menciptakan lingkungan perdagangan yang lebih transparan dan efisien.
Cara Mengecek HS Code
Karena ada begitu banyak produk yang masuk dalam lingkup perdagangan internasional, maka akan sulit untuk menghafal setiap HS Code yang berbeda. Untuk menghindari risiko kesalahan dalam pelabelan, maka berikut beberapa cara mengecek HS Code.
Bagaimana Cara Kerja HS Code?
Harmonized System Code (HS Code) adalah sistem pengkodean internasional yang digunakan untuk mengklasifikasikan barang-barang dalam perdagangan global. HS Code terdiri dari serangkaian angka yang terstruktur, mulai dari dua hingga enam digit, yang mengelompokkan barang berdasarkan kategori tertentu. Untuk mempermudah pemahaman, mari kita lihat bagaimana struktur HS Code ini dibagi:
Bab adalah bagian teratas dari HS Code dan diwakili oleh dua digit angka. Bab ini mengelompokkan barang-barang berdasarkan karakteristik umum mereka.
Seperti apa bentuk Harmonized System Code (HS Code)?
Harmonized System Code (HS Code) memiliki bentuk yang terstruktur dan terdiri atas serangkaian angka. Setiap kode HS memiliki panjang yang bervariasi, mulai dari dua hingga enam digit. Strukturnya terdiri atas bab, kelompok, subkelompok, dan pos tarif. Mari kita lihat secara rinci tentang bentuk HS Code.
Berikut ini sebagian HS Code lainnya untuk karakteristik yang berbeda.
Chapter 01 - Chapter 05 : Produk Hewan
Daging dan organ ternak yang dapat dimakan
Ikan dan crustacea, moluska, dan organisme invertebrata air lainnya
Telur burung, madu alami, dan produk makanan dari hewan yang tidak termasuk dalam kategori lain
Produk hewan yang tidak termasuk dalam kategori lainnya
Chapter 06 - Chapter 14 : Produk Sayur-Sayuran
Pohon hidup dan tanaman lainnya, umbi, akar, dan foliage hias
Benih sayuran, sayuran yang dapat dimakan dan sebagian akar dan umbi
Buah dan kacang yang dapat dimakan, kulit jeruk, atau semangka
Kopi, teh, mate, dan bumbu-bumbuan
Produk dari industri penggilingan, malt, pati, gluten gandum inulin
Benih minyak dan minyak dari buah-buahan, biji-bijian, benih buah, dan buah-buahan lainnya, tanaman industri atau obat, jerami dan makanan ternak
Lak, getah, resin, termasuk sari dan ekstrak tumbuhan lainnya
Bahan anyaman dari sayuran, produk sayuran lainnya yang tidak termasuk dalam kategori lain
(Total : 98 Chapter dengan karakteristik yang berbeda-beda)
Melalui HS Code, setiap barang ekspor dan impor dapat diidentifikasi dengan kode numerik yang unik dan spesifik sehingga memfasilitasi perdagangan internasional dengan lebih mudah dan efisien.
Harmonized System atau biasa disebut HS adalah suatu daftar penggolongan barang yang dibuat secara sistematis dengan tujuan mempermudah penarifan, transaksi perdagangan, pengangkutan dan statistik yang telah diperbaiki dari sistem klasifikasi sebelumnya. Saat ini pengklasifikasian barang di Indonesia didasarkan kepada Harmonized System dan dituangkan ke dalam suatu daftar tarif yang disebut Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI). Di Indonesia sendiri sistem penggolongan tersebut menggunakan sistem penomoran 8 digit dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI).
Paling lambat 1 (satu) hari setelah dokumen final berupa packing list dan invoice diterima oleh Surveyor secara lengkap dan benar Read more
Partial shipment adalah pengiriman yang dilakukan lebih dari satu pengapalan terhadap satu Verification Order (VO).Split LS adalah LS yang dibagi Read more
Apa Itu HS Code? Panduan Lengkap Mengenal Kode Sistem Harmonisasi
Dalam dunia perdagangan internasional, ada satu sistem pengkodean yang sangat penting untuk mempermudah proses ekspor dan impor barang, yaitu HS Code atau Harmonized System Code. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang apa itu HS Code, bagaimana cara kerjanya, serta manfaat dan fungsinya dalam perdagangan internasional. Jika Anda seorang pengusaha, profesional di bidang logistik, atau bahkan mahasiswa yang tertarik dengan dunia perdagangan internasional, artikel ini akan memberi Anda pemahaman yang lebih dalam tentang sistem pengkodean barang yang satu ini.
Menggunakan Buku atau Panduan HS Code
Selain metode online, Anda juga bisa menggunakan buku atau panduan cetak yang berisi daftar lengkap HS Code. Buku ini biasanya tersedia di kantor bea cukai, perpustakaan perdagangan, atau dapat dibeli dari penerbit resmi. Meskipun metode ini kurang praktis dibandingkan pencarian online, buku atau panduan HS Code masih merupakan sumber yang berharga terutama untuk verifikasi dan referensi fisik.
Manfaat HS Code untuk Pelaku Bisnis
Bagi pelaku bisnis yang terlibat dalam perdagangan internasional, HS Code menawarkan berbagai manfaat, di antaranya:
Mempermudah Pencarian Tarif Impor dan Prosedur Bea Cukai: Dengan mengetahui HS Code yang tepat, pelaku bisnis dapat dengan mudah mencari tarif bea cukai dan prosedur yang berlaku untuk barang mereka. Ini akan mempercepat proses impor dan ekspor.
Mengurangi Potensi Masalah Hukum: Salah memilih HS Code dapat berakibat pada kesalahan tarif atau bahkan pelanggaran hukum. Dengan memahami dan memilih HS Code yang tepat, pelaku bisnis dapat mengurangi risiko hukum.
Efisiensi dalam Logistik dan Pengelolaan Inventaris: HS Code juga digunakan dalam sistem logistik untuk mengelompokkan barang berdasarkan jenisnya, sehingga memudahkan proses pengelolaan inventaris dan distribusi barang.
Untuk mengetahui HS Code suatu barang, Anda bisa mengakses beberapa platform resmi yang disediakan oleh pemerintah Indonesia. Salah satu cara adalah dengan mengunjungi laman Indonesia National Single Window (INSW) di http://eservice.insw.go.id/. Setelah masuk ke laman tersebut, pilih menu INDONESIA NTR di toolbar dan klik HS Code Information. Di halaman ini, Anda bisa mencari HS Code berdasarkan kata kunci dalam Bahasa Indonesia. Setelah memasukkan kata pencarian, pilih HS Code dengan delapan digit, dan Anda dapat melihat informasi terkait Bea Masuk, PPN, PPH, serta pembatasan atau larangan (Lartas) yang mungkin berlaku.
Alternatif lain, Anda juga bisa mengunjungi portal intrade.kemendag.go.id. Di sini, pilih menu Layanan dan klik Daftar HS. Pada kolom pencarian HS, Anda dapat langsung memasukkan nomor HS jika sudah mengetahuinya, atau memilih Uraian Barang (Indonesia) dan memasukkan kata kunci yang relevan. Setelah itu, klik Lihat, dan Anda akan menemukan berbagai informasi terkait nomor HS yang sesuai dengan kata pencarian Anda, lengkap dengan informasi tentang tarif dan aturan lainnya.
HS Code adalah bagian tak terpisahkan dari sistem perdagangan internasional. Dengan memahami cara kerja HS Code, manfaatnya, dan cara mencari kode yang tepat untuk produk Anda, pelaku bisnis dapat memastikan bahwa proses impor-ekspor berjalan lebih lancar dan sesuai dengan regulasi. Sistem ini tidak hanya membantu dalam menentukan tarif, tetapi juga menjaga kelancaran alur perdagangan internasional dengan pengawasan yang lebih baik.
Buat kamu yang sering belanja atau kirim barang ke luar negeri, mungkin sering menemukan HS code atau Harmonized System. Namun, apakah kamu sudah tahu cara mengecek HS code?
Nah, sebelum cari tahu bagaimana caramengecek code HS barang impor dan ekspor, yuk simak dulu pengertian dari HS code terlebih dahulu. Buat kamu, yang sering jual beli barang dari luar negeri juga, sebaiknya jangan lewatkan informasi penting ini!
Siapa yang menggunakan HS Code?
Secara umum, Harmonized System Code (HS Code) digunakan oleh berbagai pihak untuk memfasilitasi perdagangan internasional, menyediakan data statistik, mengelola tarif dan kepabeanan, serta membantu dalam analisis pasar dan perencanaan kebijakan ekonomi.
Mereka yang menggunakan HS Code, antara lain:
Pentingnya Mengecek HS Code dengan Benar
Mengetahui dan menggunakan HS Code yang tepat sangat penting untuk berbagai alasan, termasuk:
Cara Mencari HS Code via Portal BTKI
Caramengecek kode HS lainnya adalah dengan mencari via portal BTKI. Di mana para pelaku usaha, bisa mencoba alternatif cara ini, yang disediakan oleh Kementerian Keuangan RI melalui Dirjen Bea Cukai.
Portal BTKI ini, memiliki tampilan yang lebih banyak indikator pencariannya, bahkan jika kamu inginmengecek besaran pajak yang harus dibayarkan, juga bisa gunakan portal ini.
Nah, untuk panduan dalam caramengecek HS code dari portal BTKI Bea Cukai, berikut langkah-langkahnya:
Sederhananya, kode HS menggunakan kode nomor, yang bertujuan untuk mengklasifikasikan barang. Nah, kode-kode nomor tersebut menjelaskan hingga mencakup berbagai uraian barang, yang tersusun secara sistematis.
Bagaimana contoh penulisan HS code yang memiliki 8 digit angka tersebut? Terlebih nomor tersebut juga memiliki arti, serta sistem penomorannya dalam HS, terbagi menjadi Bab (2-digit), pos (4-digit), dan sub-pos (6-digit). Berikut penjelasannya:
Kode HS “topi”, yaitu 6504.00.00
___ Pos (Heading) 6504
____ Sub-pos (Sub-heading) 6504.00
_____ Sub-pos ASEAN, ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature (AHTN)
Penjelasan di atas saja tidak cukup? Yuk simak cara membaca kode HS berikut ini:
Penjelasan dari HS code dari dua digit pertama adalah kode nomor yang menunjukkan Bab tempat suatu barang, diklasifikasikan. Contohnya, kode nomor tersebut menunjukkan topi yang termasuk dalam Bab 65, yang memuat “Penutup Kepala dan Bagiannya”.
Dua nomor selanjutnya pada kode HS ini, menunjukkan bagian Heading atau pos barang pada suatu Bab. Contohnya, masih tentang topi yang menunjukkan bahwa benda berupa topi ini, diklasifikasikan pada pos 6504.
Dalam situs web INSW, pos ini memuat penjelasan “Topi dan tutup kepala lainnya, dianyam atau dibuat dengan merakit strip dari berbagai bahan, diberi garis atau dirapikan pinggirannya maupun tidak”.
Kode nomor ini, menunjukkan sub-heading atau sub-pos, di mana bagian ini menjelaskan pada setiap pos dan bab yang dimaksud. Pada contoh di atas, barang tersebut diklasifikasikan pada sub-pos 6504.00.
Jika dilihat secara keseluruhan yakni 8 digit angka, maka penjelasan yang dimaksud adalah hal yang menunjukkan pos tarif nasional yang diambil dari BTBMI, dan berasal dari teks AHTN.
Adapun, pos tarif ini menunjukkan besarnya pembebanan (Bea Masuk, PPN, PPnBM atau Cukai), bahkan jika ada peraturan lain yang mungkin saja, mengikat pada barang tersebut.
Nah, itu dia cara membaca HS code agar kamu bisa mengetahui maksud dari kode serta istilah-istilah kegiatan impor, hingga ekspor. Tidak hanya itu, penjelasan caramengecek HS code untuk klasifikasi barang ekspor dan impor, juga sudah ada di atas, dengan cara yang cukup mudah.
Umumnya, para pebisnis impor atau ekspor yang sering menemukan istilah tersebut, di setiap kegiatan mereka. Namun, untuk kamu para importir pemula, baik untuk keperluan bisnis maupun pribadi, jangan khawatir jika kamu belum paham tentang hal ini.